Jurnal Kanker: Berhenti Sejenak, Merayakan Kekuatan

Jakarta 18 April 2025

Perjalananku Bersama Kanker: Dari Hari Pertama hingga Hari Ini

Hari itu masih terekam jelas di kepalaku—hari di mana aku pertama kali mendengar kata “kanker” keluar dari mulut dokter. Dunia seakan berhenti sejenak. Yang aku tahu, aku hanya ingin cepat pulang, memeluk keluargaku, dan membiarkan air mata mengalir sepuasnya. Aku didiagnosis mengidap kanker payudara triple-negatif stadium 1, tipe yang katanya agresif, tapi untungnya masih di tahap awal. Dalam hati, aku tahu ini akan menjadi perjalanan panjang, tapi aku tidak pernah benar-benar siap menghadapi apa yang datang berikutnya.

Langkah pertama adalah operasi di Penang, Malaysia. Aku masih ingat aroma rumah sakit, dinginnya ruang operasi, dan suara-suara asing yang bergema di pikiranku. Setelah operasi, aku tau bahwa sel kanker itu sudah diangkat, ada sedikit rasa lega dihati, walau aku masih tidur dengan rasa takut. Setelah pulih dari operasi, aku kembali ke Jakarta untuk bersiap memulai kemoterapi—fase yang menurutku paling menantang secara fisik dan mental. Fase yang membuat hampir semua ritme hidupku berubah.

Dokter memilihkan regimen AC dose-dense untukku—empat siklus pertama dengan kombinasi Adriamycin dan Cyclophosphamide, yang katanya cukup keras. Dan memang benar. Hari-hari setelah kemo selalu terasa seperti roller coaster. Hari pertama masih bisa aku jalani dengan tenang, tapi hari kedua dan ketiga sulitnya setengah mati, aku habiskan waktu seharian di tempat tidur, melawan mual, lemas, dan rasa kosong yang sulit dijelaskan. Aku mulai menulis jurnal ini, tidak untuk dibaca, tapi untuk mengeluarkan semua cerita dari dalam hatiku. Sebagai pengingat atas perjuanganku.

Sekarang aku sudah menyelesaikan siklus AC, dan bersiap untuk masuk fase Taxane (Docetaxel). Jujur, ada rasa lega karena sudah melewati titik-titik tersulit, tapi juga ada rasa cemas karena belum tahu bagaimana tubuhku akan merespons obat berikutnya. Tapi dibandingkan awal dulu, aku merasa jauh lebih kuat. Aku mulai belajar menertawakan rambut yang rontok, menikmati makanan yang biasanya aku hindari, dan menemukan kebahagiaan dari hal-hal kecil seperti mandi air hangat atau jalan sore bersama anak-anak karena ternyata hal-hal seperti ini yang aku rindukan ketika aku sakit.

Perjalanan ini belum selesai, tapi hari ini aku ingin berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan memberi pelukan hangat untuk diriku sendiri. Aku sudah berjalan sejauh ini, dan aku bangga. Kanker memang mengubah hidupku, tapi ia juga membawaku mengenal versi diriku yang paling tangguh. Hari ini, aku masih terus berjuang, satu siklus dalam satu waktu, dengan hati yang penuh harapan. Doaku untuk semua pejuang kanker, agar kita selalu dikuatkan oleh Tuhan. Amin.

Featured Image by Ella Jardim on Unsplash

One thought on “Jurnal Kanker: Berhenti Sejenak, Merayakan Kekuatan

Add yours

  1. Salam kenal Kak. Nama saya Agung, saya agen asuransi. Selama ini saya hanya belajar dari kelas training tentang proses pengobatan kanker. Saya sangat tercerahkan setelah membaca langsung pengalaman Kakak di blog ini. Saya doakan Kaka terus diberikan kekuatan untuk menjalani semua proses pengobatannya. Terima kasih sudah berbagi 🙏

    Like

Leave a reply to Agung Nugroho Cancel reply

Website Built with WordPress.com.

Up ↑