“There are no great people in this world, only great challenges which ordinary people rise to meet.”
Hari ini, 12 April 2020, kamu, aku, kita semua di dunia ini sedang mengalami, mungkin, tantangan paling besar, paling sulit, dalam beberapa belas atau bahkan puluh tahun terakhir. Pandemi tiba-tiba menjadi kata yang sering diucapkan. Hidup jutaan bahkan miliaran orang sedang jadi taruhan. Apakah kita akan bisa selamat melewati masa ini, kita sendiri tidak tahu. Baru setahun yang lalu kita merasakan pergerakan ekonomi yang sangat positif. Kafe berkembang dimana-mana, perusahaan startup bertaburan, dan industri kreatif sedang seru-serunya. Kita menutup tahun 2019 dengan senyuman dan harapan, untuk tahun yang lebih baik.
Namun, apalah kita yang hanya merupakan salah satu elemen dalam dunia ini. Satu gelombang virus ternyata sudah lebih dari cukup untuk meluluhlantakkan semua rencana kita. Kini, jangankan mengharapkan gelombang positif ekonomi, mampu bertahan hidup melewati virus itu saja sudah bagus. Tidak ada satu negara pun dan satu orang pun yang tidak terdampak. Kita dipaksa untuk berhenti sementara dari semua kegiatan dan kesibukan. Sebagian lebih beruntung karena masih memiliki persediaan untuk bertahan, sementara sebagian lagi harus menadahtangan. Jalan menjadi sepi, tidak ada lagi deru yang terburu-buru. Seakan-akan semuanya melambat.

Tetapi diam bukan berarti tidak hidup. Walaupun langkah kita terhenti, waktu terus berjalan. Dunia tetap berputar dan matahari masih selalu terbit di pagi hari. Selama kita masih bernafas, cerita kita masih terdengar. Dan kita sendiri lah yang menulis cerita itu. Tetap kita yang menentukan, menjadi manusia seperti apa nantinya saat kita bebas nanti. Apakah menjadi manusia yang lebih baik? Apakah kita tetap bertumbuh, walaupun dunia terhenti?
Dalam sejarah manusia, virus ini bukan merupakan pandemi yang pertama. Wabah penyakit memang selalu mengiringi manusia di setiap perjalanannya. Salah satunya adalah the black death atau wabah hitam yang terjadi di Asia dan Eropa dari tahun 1348 hingga 1350. Namun seperti kata pepatah, badai pasti berlalu, begitu pula dengan wabah hitam. Setelah merenggut hampir 70 juta jiwa, wabah hitam akhirnya lewat dan menyisakan kesempatan bagi yang selamat. Karena wabah ini merenggut begitu banyak orang, jumlah manusia yang bisa bekerja dan produktif juga terbatas. Wabah ini menimbulkan krisis di seluruh penjuru Eropa. Krisis itu yang akhirnya memaksa manusia yang tersisa untuk berinovasi agar dapat bertahan hidup. Dari sana, dimulai juga era Renaissance.

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang mudah beradaptasi. Kita mahluk yang selalu berusaha keras untuk bertahan, sesulit apapun keadaannya. Sama seperti wabah yang terdahulu, wabah yang kida hadapi kali ini juga tidak kalah menantang. COVID 19 sudah merenggut begitu banyak nyawa dan berpotensi untuk menghancurkan ekonomi di seluruh dunia. Tetapi badai pasti berlalu, begitu pula dengan wabah ini. Saat ini, waktu adalah harta yang paling banyak kita miliki. Jika sebelumnya kita sibuk berjibaku di luar sana, sekarang kita diam di rumah dan menghitung waktu yang berlalu. Kita yang harus menentukan sendiri, apa arti dari semua waktu yang kita miliki saat ini.

Jangan sia-sia kan waktu yang kamu miliki. Anggaplah bahwa ini adalah kesempatan dan waktu adalah sumber daya. Kami tahu, banyak dari kita yang terpaksa berhenti dari pekerjaan, terputus dari sumber pencaharian kita saat ini, karena kami pun bernasib sama. Tapi mari gunakan waktu yang berlimpah ini untuk tetap berkarya, tetap maju, tetap melangkah. Jika dulu kita tidak punya waktu untuk merenungkan passion maupun panggilan hidup, kini kita bisa mulai memikirkannya kembali. Apapun yang pernah singgah diminatmu. Apapun yang pernah menarik perhatianmu untuk belajar. Apakah dulu kamu tertarik dengan komputer namun sekarang terjebak di dunia perbankan? Atau dulu kamu ingin belajar musik, tapi tidak pernah punya waktunya? Kamu sendiri yang tahu. Jangan sia-siakan harimu.

Jika saatnya sudah tiba nanti bagi kita untuk kembali melangkah keluar dari rumah, pastikan kamu sudah menjadi manusia yang lebih baik dan siap untuk menggapai semua kesempatan yang ada di depan mata.
“Be that person, be that ordinary person that always rise to meet the great challenge. Be extraordinary“
Ditulis oleh Jennifer
Featured Image by Anthony Tran
Leave a Reply